(graphic: Prospectus)
Bayangkan Anda sedang berada di dalam bus Transjakarta yang penuh sesak, berupaya untuk mengurangi carbon footprint-mu dan menghemat pengeluaran, lalu tiba - tiba sebuah mobil berjenis SUV mewah dengan satu pengemudi dan tanpa penumpang menyalip dengan santai. Dalam hati Anda bergumam dan berpikir, mengapa saya harus berupaya untuk mengurangi carbon footprint, toh orang lain juga tidak dilarang untuk menggunakan mobil pribadi yang lebih banyak mengeluarkan gas rumah kaca?
Toh penjualan mobil di Indonesia juga terus meningkat, pembangkit di Indonesia juga masih di dominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang berasal dari energi kotor yaitu batu bara. Tanpa disadari, kita sedang terjebak dalam kegagalan pasar dimana eksternalitas negatif berupa gas rumah kaca maupun asap yang dikeluarkan oleh mobil pribadi maupun perusahaan dan institusi yang berdampak negatif kepada masyarakat. The Invisible Hand of Market gagal memberikan konsekuensi terhadap dampak negatif tersebut, padahal bukankah setiap transaksi seharusnya menguntungkan semua pihak?
0 Komentar
Untuk berkomentar, kamu wajib memiliki akun prospectus, Belum punya akun Prospectus? Daftar Disini